/

Sabtu, 01 Februari 2014

Namanya adalah Januari

Tepat sebulan yang lalu, aku kembali dipertemukan dengan kawan lama yang hampir setahun pergi namun berjanji kembali. Dan benar, dia benar-benar kembali menjadi sulung yang  semakin baik. Baik hatinya, pun ramah sapaannya.

Pada satu malam tepat sebulan yang lalu, ku jabat tangannya sambil mengguratkan senyuman terindah. Ia menggapai salamanku pun dengan senyuman yang lebih ramah. Waktu itu, langit malam berhiaskan bunga bunga api yang sungguhlah jelita. Yah, aku masih ingat dengan jelas. Mana mungkin aku bisa lupa~ Namun sesaat setelahnya, hujan turun membasahi dua tangan yang sedang berjabat ---tanganku dan tangannya. Lalu kamipun memandangi langit dengan penuh kenikmatan, membiarkan bulir-bulir air berpeluk dengan tubuh yang merindukannya.

Dia tersenyum. Lalu mengajakku berjalan bersama dengan pegangan yang masih begitu hangat aku rasa.

“Kita mau kemana?” tanyaku padanya. Namun dia hanya tersenyum tanpa mengeluarkan kata.


Ku biarkan kakiku melangkah mengikutinya yang membawaku entah kemana. Ku nikmati pemandangan yang ada di sebelah kanan juga kiri, begitu banyak hal baru yang aku temui. Kawan baru menyapa satu persatu sambil tersenyum ke arahku, ku balasnya dan kamipun berbincang tentang hidup. Mereka menceritakanku banyak, aku mengangguk.

Jalan dan terus kami berjalan. Sesekali kawan yang katanya kawan namun tanpa alasan menjelmakan diri menjadi lawan ingin menghalau langkah petualangan kami. Namun itu bukanlah apa-apa, toh semesta selalu tahu cara mendewasakan makhluknya dengan kadar yang tepat, tentunya.

“Kenapa kau berhenti melangkah?” tanyaku lagi padanya sambil menghetikan langkah. Dia kembali tersenyum dan sayup suaranya akhirnya ku dengarkan.

“Petualanganmu bersamaku akhirnya menemui penghujungnya. Jangan kau lupakan, dan selalu kau jadikan pelajaranlah cerita kita walau tak melulu indah”

Berusahku menelaah makna kalimatnya. Aku terdiam, tak menyangka kami telah bergenggaman 31 hari lamanya. Ku peluknya seorang kawan yang telah menemaniku dengan begitu setianya, lalu tanganpun saling melepaskan genggaman yang cukup ku rasa menyedihkan setelahnya.

“Perkenalkan, dia adikku… lanjutkan petualanganmu bersamanya. Akurlah!  semoga bisa lebih banyak belajar selama bersamanya..” katanya. Ku gapai tangan sang adik dan ternyata dia pun adalah kawan lama yang pernah aku jumpai pada tahun sebelumnya.

Sampai jumpa, Kawan. Terimakasih sudah menamani petualanganku selama 31 hari yang begitu menyenangkan dengan sedikit bumbu bernama ‘nyesek’ di sela-selanya. Kau janji akan menemuiku lagi kan? Tepatilah! Aku menunggumu.

Oh iya. Terimakasih untuk hari ke 18 lalu, yang tak ku sangka ternyata harapan itu begitu cepat tiba menjadi nyata. Tolong bisikkan pada adik-adikmu, jangan segan untuk mengulang kisah itu pada petualangan berikutnya. Hehehe.

Terimakasih, Kawan. Terimakasih, Januari.

Januari menyaksikan langkahku tuk melanjutkan petualangan bersama adiknya. Februari namanya. Subuh tadi, Februari menyambutku dengan penuh cinta walau terlihat lebih diam dan tenang. Ku harap bisa semakin banyak belajar dengannya.




Hari pertama bersama kawan bernama Februari.
Pinrang, Eskade dengan gigi bungsu yang baru tumbuh.
Tidak ikut tour Enrekang – Toraja bersama Kiradeka
11.20 AM

9 komentar:

  1. Widih mantep nih. Dia itu ternyata bulan Januari. Awal-awal baca tadi dikira Januari itu nama orang ternyata bukan, malah nama bulan. Keren. Bahasanya juga enak bacanya.

    Semoga dia akan menepati janjinya

    BalasHapus
  2. mau ganti bulan ajah d kemasny dalam bahasa cerpen kek begini, enak banget dah bacanya.

    semoga adiknya januari in bisa melupakan 'nyesek' yang januari kasih hahaha

    BalasHapus
  3. Kereen..keren.. dari hal yang sangat umum bisa jadi cerita keren kayak begini..bahasa kemasannya juga bagus..

    Omong-omong itu bapaknya januari sampe desember siapa yah ? 2014 ya ? brati tiap satu tahun dia harus pindah asuhan dong

    BalasHapus
  4. ah, keren banget sumpah cc. aku ngefans sama tulisan tulisan mu yang terasa begitu mengalir, ringan tanpa beban dan pada akhirnya aku cuma bisa bilang..wowww!! bahkan cuman soal bulan aja bisa sebegini syahdunya..ikutan lomba gih. kamu pasti bisa menggondol banyak serifikat dan jadi koontributor. semangattt!

    BalasHapus
  5. Gaya Bahasanya kereeeeenn bangeeet :)
    Gue suka bacanya, padahal tulisan ini dimaksudkan sebagai penanda pergantian bulan, tapi awalnya gue pikir ini cerita romantis gitu :)

    BalasHapus
  6. okeh gue kira ini lagi ngomongin cowo, ternyata enggak. Malah ngomongin bulan, ini sangat-sangat menggambarkan bahwa penulisnya jomblo berkarat. Oh, aku pikir ini tentang cinta.

    BalasHapus
  7. wow keren, kirain ceritain tentang manusia, ternyata tentang bulan Januari yang disambut februari. keren banget loh bisa menulis dengan topik kauak gini, baru kali ini aku baca yg gini, ihihi kata2nya juga bagus, btw tanggal 18 apa yg terjadi? hayoooo #kepo

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Shry, mainstream enggak nih? ^___^V

    Dari awal lihat judulnya saya udah nebak ceritanya tentang bulan, enggak tahunya bener. Ceritanya sudah bagus, bisa tuh judulnya diganti biar yang baca tambah penasaran. :)

    Tetap ingat membuat cerita keren dengan EYD yang benar ya.:) Misalnya tuh, typo bisa diedit lagi. "Kupeluknya seorang kawan==.> Kupeluk seorang kawan. mendewasakan makhluknya dengan kadar yang tepat, tentunya.==> MakhlukNya

    Untuk sebuah dialog, biasanya setelah titik itu ganti paragraf, karena ada makna kalimat yang baru. --> “Perkenalkan, dia adikku… lanjutkan petualanganmu bersamanya. Akurlah! semoga bisa lebih banyak belajar selama bersamanya..” katanya. Ku gapai tangan sang adik dan ternyata dia pun adalah kawan lama yang pernah aku jumpai pada tahun sebelumnya.

    Cek lagi ya tulisannya^^

    Kalau mau yang lebih hidup cara berkisah dalam cerpen, bisa tuh rekomendasi cerpen cerpen kaya Yanusa, atau Putu Wijaya. Mereka cerpennya keren abis.

    Terakhir, terus menulis ya. Salah itu adalah proses menjadi benar. Jadi, tidak usah takut salah untuk menuju sebuah kebenaran:) *pelukShry

    BalasHapus