Assalamu’alaikum
^^
Apakabar, gaes? Sebelum dicap
sebagai blogger murtad yang sudah jarang berbagi cerita dalam entri-entri
yang-semau-gueh, maka izinkanlah saya berbagi sedikit kisah yang dari judulnya
saja sudah terkesan HOROR.
Sekitar akhir bulan Juni yang
lalu, saya dan teman seangkatan lainnya resmi menjadi mahasiswa semester 7.
IYA. SEMESTER TUJUH. Semester Keramat!! Kenapa keramat? Karena pada semester
ini, segala hal yang ‘TIDAK BIASA’ terjadi dengan ajaibnya. Apa saja hal-hal ajaib itu? Nah ini dia…
Semester 7 adalah semester dengan
mata kuliah tersedikit yang pernah saya jalani yaitu cuma terdiri atas 2 mata
kuliah yang masing-masing nama mata kuliahnya juga paling irit dalam penggunaan
hurufnya; yap tul! KKN dan PPL. Namun jangan salah! Walaupun cuma
2 mata kuliah, bukan berarti saya lebih banyak santai daripada sibuknya. Tidak
sama sekali -_____- namun kesibukan itulah yang menjadikan semester ini
memiliki jutaan rasa yang sungguh ajaib rasanya.
2. Tugas semakin anarkis
Tugas
demi tugas yang datang silih berganti sebenarnya sudah biasa terjadi sedari
MaBa. Namun semakin dekat semester 7 hingga tiba saatnya menginjakkan kaki di
angka keramat itu sendiri, tugas yang para dosen berikan pun semakin anarkis.
Mulai dari semakin rutinnya
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dari RPP KTSP hingga
bertransformasinya Kurikulum 2006 tersebut ke Kurikulum 2013 yang makin
aseloleh……….. keribetannya ! Fyi.. saya
adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan a.k.a Calon Guru.
Makin seringnya kami para
mahasiswa CaGur diminta untuk bersimulasi mengajar. Menjadikan teman sekelas
seolah-olah adalah siswa-siswi yang siap menuntut ilmu. Mengajaranya cuma
beberapa menit, mempersiapkan RPP, bahan ajar, LKS, penilaian dan media ajarnya
yang berjam-jam bahkan kadang menyita waktu untuk bersemedi dulu berhari-hari.
Mulai diperkenalkannya membuat
Proposal Penelitian sebagai persiapan di hari tua pasca PPL kelak. Iya..
Kata para tetua-tetua, Setelah PPL nanti, yang akan saya lakukan selanjutnya
adalah mengajukan judul dan membuat proposal penelitian pra Skripsi. Ehem.
SKRIPSi -______-
3. KKN dan PPL
KKN! Dari puluhan mata kuliah
yang sudah saya lalui (Alhamdulillah) dengan lancar, aman dan terkendali, mata
kuliah yang satu ini adalah mata kuliah terPAPORIT. Belum ada tandingannya.
Selama 2 bulan menetap di kampung orang yang sama sekali belum mengenal
sesiapapun di sana kecuali teman posko sendiri, membaur serta mengabdikan diri
pada masyarakat dengan merancang dan tentunya melaksanakan program kerja demi
kemajuan desa tersebut. Tsaah.
Ada banyak cerita yang tak
terlupa selama KKN. Teman Seposko yang awalnya “cuma” kenal, seiring
berjalannya hari demi hari pun menjadi lebih mengenal satu sama lain. Segala
baik, buruk, curhatan tentang pacar dan gebetan masing-masing sudah saling
dibagikan. Tiap hari menghabiskan waktu bersama, melaksanakan proker, tidur,
makan, masak, mencuci, luluran dan maskeran bersama. Sepuluh kepala, sepuluh
pikiran, sepuluh macam karakter berada pada hunian yang sama selama 2 bulan
lamanya… namun entah karena apa, sejak pertama kali bersama, sudah terjadi
kecocokan dengan sendirinya diantara kami semua.
F4! Family of Posko 4. Keluarga
baru. Walaupun KKN cuma 2 bulan, namun kebersamaan F4 terus berlanjut
insyaAllah sampai kapanpun. Aamiin~
Sambutan Kepala Desa dan
keluarganya yang sangat hangat, Bapak dan Ibu Posko yang selalu baik seakan
menjadi orang tua kami sendiri. Siswa siswi SDI Lalabata yang sukses membuat
mata bengkak saat pamitan pulang serta masyarakat desa yang selalu memudahkan
program kerja kami. KKN KEREN!
PPL!
Setelah beberapa semester saya
dipertemukan dengan teori-teori cara mengajar dan bla bla bla-nya, pada
semester 7 ini yaitu pada mata kuliah PPL segala macam teori tersebut
diaplikasikan ke dunia nyata. Saat di semester-semester sebelumnya cuma
bersimulasi mengajar di depan teman sendiri, pada mata kuliah PPL ini sudah
dihadapkan langsung dengan para siswa siswi SD yang yang real dan apa adanya. Aktif, iya. Aktif banget pun tidak sedikit.
Pulang dari PPL tenggorokan serak karena teriak-teriak wes biyazah! AKU
RAPOPOH.
PPL; banyak keajaiban yang
terjadi karenanya. Saya yang awalnya ragu dengan apa yang selama ini saya
jalani, dengan jurusan dan dengan bakat serta keinginan hati yang sebenarnya…
menjadi yakin untuk terus melangkah dengan apa yang sudah saya jalani hingga
hari ini. INSYAALLAH!
Saya yang awalnya ragu dengan
bakat sendiri untuk menjadi seorang guru, malah dibikin sangat bersemangat
untuk mengajar siswa siswi tiap harinya. Lelah? Pasti. Jenuh? Manusiawi.
Menyerah? Tidak. Selalu ada alasan untuk kembali bersemangat. Senyum semangat
siswa siswi salasatunya. BISMILLAH!
3 bulan PPL. Dan pada detik saya
menulis tulisan ini, adalah H-10 penarikan dan perpisahan PPL. Tidak terasa PPL
akan segera berakhir. Entah bagaimana caranya untuk tidak bersedih saat
berpisah dengan siswa siswi yang sudah sangat akrab dengan kami para mahasiswa
PPL. Yang tahu cara mendewasakan kesedihan saat berpisah, tolong mention saya
di akun @shrydavid, ya! He he heeee #keeppromoteakunsendiri #biarkayakanakgaul
4. Pensiun Berorganisasi
Ada yang bilang, mahasiswa tanpa
organisasi selama kuliah itu kurang afdol. Yap
tul! Tapi bukan karena alasan itu saya sedari MaBa menjadi aktif
berorganisasi di kampus. Namun, saya membenarkan pernyataan itu. Hal itu saya
benarkan saat telah menginjak semester 6 dan 7, yaitu dimana kesibukan semakin
mesra memeluk dan saya pun pensiun berorganisasi. Setelah pensiun, terasa ada yang
hilang dari jiwa saya #tsaah.
Banyak hal menyenangkan dan
positif tercipta saat berorganisasi. Banyak ilmu yang diperoleh. Tentunya ilmu
itu tak didapatkan dengan hanya menjadi MAKAKOS2 (Mahasiswa
Kampus-Kos-Kampus-Kos). Bahkan, kekerenan saat KKN dan PPL cukup dipengaruhi
oleh pengalaman-pengalaman keren selama berorganisasi. Ajaib
Ajaib. Tidak menyalahkan si
semester keramat, namun lebih menyalahkan pada diri sendiri yang terlalu fokus
pada kesibukan hingga membuat sesuatu yang dulunya erat, kini menjadi renggang.
You know what I mean? Yes! You! Sahabat-sahabat apa kabar? Kesibukan ini
membuat sekedar nongkrong pun menjadi jarang. Berbagi cerita pun menjadi dapat
dihitung dengan 5 jari. Padahal dulunya tak terhitung. Teman-teman blogger apa kabar?
Gyerz? Sudah lama tidak menanyakan kabar. Oh sungguh tidak niat untuk
merenggangkannya.
Menyapa fans-pun sekarang diriku jarang -____- *digetok*
Namun, kesibukan semester keramat
inipun membawa berkah. Bekerja sama dengan orang yang selama ini tidak begitu
akrab, ternyata membuahkan hasil manis. Yaitu kerja sama yang keren, dan
tentunya hubungan yang membaik. Ajaib. Lets say, ALHAMDULILLAH!
Keep Calm and Stay Husnudzon
sajalah. Tuhan selalu punya rencana indah dibalik semua yang Ia takdirkan pada
tiap hambanya. Saya percaya :)
7. Masanya
ditanya “Kapan Lulus?"
#DEG!
6. Lupa
jatuh cinta
Hahahaha poin 6 bikin merinding sampai tidak bisa menyusun kata demi kata untuk mendeskripsikannya. Intinya begitu. Bukankah kata orang mencintai itu kadang tak memiliki alasan? Begitu pula dengan sedang tidak mencintai sesiapa, bukan? IYA-IN AJAH!
Hahahaha poin 6 bikin merinding sampai tidak bisa menyusun kata demi kata untuk mendeskripsikannya. Intinya begitu. Bukankah kata orang mencintai itu kadang tak memiliki alasan? Begitu pula dengan sedang tidak mencintai sesiapa, bukan? IYA-IN AJAH!
#DEG!
Sekitar 2 tahunan yang lalu, saya
hanya tersenyum saat membaca tweet seorang teman di twitter yang isi tweetnya
adalah curahan hatinya yang lelah ditanya ‘Kapan Lulus?’. Beberapa saat yang
lalu tibalah masanya saya yang berada pada posisi tersebut. Saya akhirnya
merasakannya. Untuk pertama kalinya saya ditanya “Kapan Lulus?”.
Bagi beberapa mahasiswa yang telah merasakan ditanya “Kapan Lulus?” saat kumpul keluarga, pertanyaan tersebut adalah beban. Namun beberapa lainnya menganggapnya sebagai motivasi untuk terus semangat mencapai kelulusan sesegera mungkin. Sebab, “Kapan Lulus” adalah “Semoga tiap urusanmu dilancarkan, Nak! Agar segera kau capai impianmu!” yang tersirat.The power of menjadi mahasiswa semester keramat. Bagi kebanyakan Tante dan Om saya, seorang mahasiswa yang telah selesai melaksanakan KKN berarti sebentar lagi akan lulus, wisuda dan kerja. But, wait wait wait! Sebenarnya tidak sesederhana itu. Masih sangat banyak hal yang mesti dilakukan setelahnya.
Bagi beberapa mahasiswa yang telah merasakan ditanya “Kapan Lulus?” saat kumpul keluarga, pertanyaan tersebut adalah beban. Namun beberapa lainnya menganggapnya sebagai motivasi untuk terus semangat mencapai kelulusan sesegera mungkin. Sebab, “Kapan Lulus” adalah “Semoga tiap urusanmu dilancarkan, Nak! Agar segera kau capai impianmu!” yang tersirat.The power of menjadi mahasiswa semester keramat. Bagi kebanyakan Tante dan Om saya, seorang mahasiswa yang telah selesai melaksanakan KKN berarti sebentar lagi akan lulus, wisuda dan kerja. But, wait wait wait! Sebenarnya tidak sesederhana itu. Masih sangat banyak hal yang mesti dilakukan setelahnya.
Yeh! Itulah tadi 7 keajaiban yang
mengiringi kekerenan Semester Keramat. Kenapa 7? Karena tujuh… karena tuujuhhh… begitu indaaahhhhh~~ *malah nyanyik*
Sekian curhatan tentang keajaiban
semester keramat yang tinggal beberapa minggu lagi akan saya tinggalkan dan
insyaAllah beranjak ke semester selanjutya; semester 8. Segala awal adalah
akhir pada masanya. Segala hal baru adalah jalan untuk bertemu dengan hal-hal
baru lain pada akhirnya. Doakan 2015 saya bisa selfie sumringah pake toga ya,
gaes! Hehehe
Wassalamualaikum wr. wb ^^
Eskade. Mahasiswa Semester Keramat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar