/

Selasa, 24 November 2015

8/8


Pada gallery telepon genggam yang saya punya, hari ini saya memilih sebuah foto untuk dijadikan sebagai wallpaper. Pun dengan laptop yang saya miliki. Saya memilih foto yang sama untuk dijadikan wallpaper di sana. Foto-foto kita saat menggunakan jubah hitam bergaris hijau menggunakan toga yang talinya telah berpindah dari kiri ke kanan, lengkap dengan bingkai mewah yang melengkapinya; Senyum kebahagiaan dan kelegaan atas fase-fase tidak ringan yang telah kita lalui hingga tibalah kita di titik ini. Hari itu.



7/8 - min bumil Rio'


Dari foto ini, saya seakan diajak memutar kembali ingatan atas cerita-cerita yang telah kita lalui bersama. Mengingat kembali bahwa Tuhan selalu memberikan apa yang hambanya butuhkan, dan syukurlah kalianpun adalah apa yang saya minta padaNya secara diam-diam. Ya, kalian adalah doa yang terkabulkan.

Dipertemukan dengan kalian bukanlah sebuah kebetulan, melainkan sebuah jawaban atas doa-doa yang terapal pada satu malam padaNya agar dipertemukanlah saya dengan seseorang yang bisa menerima segala aneh dan keribetan saya, serta tidak mudah tuk memilih pergi jikalau menyebalkannya saya sewaktu-waktu kumat. Lalu Tuhan menjawab dengan mengirimkan tujuh orang aneh ke hidup saya. Kalian.

Hadirlah kalian, tujuh orang yang tahu betul bagaiamana cara membuat saya bahagia, tidak segan tuk marah dan menasehati ketika saya salah, jarang bertanya “sudah makan?” namun sering mengajak “ayo makan!” yang membuat saya harus makan meskipun sudah makan, yang sering mengajak saya melakukan hal-hal gila-aneh-nan absurd tapi menyenangkan, dan selalu ada ketika si anak rantau yang merepotkan ini tiba-tiba rewel tubuhnya lalu jatuh sakit di kampung orang. Ya, itu kalian. Kita; Delapan manusia aneh yang isi kepalanya berbeda-beda namun memilih untuk bersama.

Lalu, sebuah kenyataan kemudian mengahmpiri bahwa setelah foto itu dikutip, kita telah sampai pada titik yang mengharuskan kita berjalan sesuai dengan rotasi dunia kita masing-masing. Tidak lagi di Cendana yang sama.

Kita kapan bertemu lagi?

Saya baru menyadari, ternyata kalian sengangenin ini.

Dan dikarenakan kalian, saya menghapus kalimat “Pasti ada perpisahan” yang mengekori kalimat “Setiap pertemuan”, sebab kita tidaklah berpisah. Kalian abadi.

Terimakasih telah hadir, menerima, memilih tinggal dan mengajak berjuang. Jadi, kapan rindu ini kalian jenguk?




1/8 –
Yang sering kalian panggil “Bun…..tu” 


Postingan ini disponsori oleh melihat DP seorang teman yang hari ini wisuda. Lalu, saya pun ikutan kangen wisuda. Kangen orang-orang yang ada di foto wisuda di atas. Btw, selamat tanggal 24 November 2015, Ten. Conggraduation \o/

1 komentar:

  1. hehhehe...
    kenangan yg tdk bs dilupakan ya...
    jd kngen jg sm kwan2 dlu...

    BalasHapus