/

Selasa, 08 April 2014

Elysia, Dari Surga.




Aku menatap lurus bulir air hujan yang berbaring di atas rumput hijau, lapang. Lembut, bening dan basah. Andai aku ingin maka aku akan melangkah ke hamparan luas itu lalu berkaca pada beningnya, dan akan aku tangkap linangan yang sama di sepasang mataku sore ini. Ya, Hari ini langit mendung dan gerimispun bersimpuh pada satu waktu sebelum senja pergi dengan malu-malu. Aku sedang tidak semendung langit, mataku hanya basah tersapu bahagia tak terbendung.

Waktu selalu sulit untuk ditebak, pun dengan dia yang secara tak terduga menghampiriku lalu mengetuk pintu hatiku dengan lembutnya. Hampir tak terdengar. Namun aku adalah pemilik hati yang peka--- peka terhadap hal kecil, apapun itu.


***

Aku tidak menduga dia datang hari ini. Pagi tadi, saat aku tengah duduk sendiri di sudut jalan yang simpang, seperti biasanya. Dia mematung di depan pintu hatiku lalu sekali-kali mengetuknya lembut. Tak ada anak-anak kalimat yang mengekorinya. Ku sambutnya dan aku tertunduk.

“Maukah kamu ikut bersamaku?” 

Aku mendongak, sedikit heran. 

Dia. Adalah seorang pria jakung yang seminggu lalu ku temui tuk pertama kalinya, kini datang kembali bertemankan empat kata yang membuat mataku berlinang. Dia lalu menundukkan badannya dan menghadapkan wajahnya ke wajahku sambil menaburkan senyuman. Aku tahu dia tulus, aku tahu dia orang yang baik sebab di matanya ku temukan ketenangan dan segala ketulusan terpancar di sana.

Aku menjawab senyumnya dengan anggukan. Lalu tanpa sungkan dia memelukku dan dengan senang hati aku menumpukan badan di hangat tubuhnya. Ah.. aku tidaklah sebatang kara lagi sejak peluk ini menyatu, batinku.

Kalau di duniaku ada begitu banyak terpaan takdir buruk, aku percaya Tuhan dengan adilnya akan menciptakan takdir baik pun sama banyaknya. Bahkan lebih. Dan hari ini Tuhan membuktikan kebaikannya.

***


Dan pada sore basah berpeluk rintikan gerimis ini, aku tengah berada di pangkuan seorang pria yang siang tadi menjemputku dan menjadikanku miliknya.

Elysia, kamu ingin main basah-basahan di taman?” tanyanya.

Aku mengangguk, tanda setuju. Lalu berkejar-kejaranlah kami di atas basah rumput hijau yang begitu lapang. Saat dia lelah, dia berbaring dan membiarkan tubuhnya menyatu dengan basah serta aroma tanah yang lembab. Aku mendekatinya dan menjilat-jilat dahinya, bentuk rasa sayangku padanya. 

“Terimakasih Elysia” ujarnya lalu memelukku erat.

“Meoong~~ meoooonggg meoooongggg~~ ” kataku manja pada sang majikan tampanku, Seigi. Dan, Elysia adalah nama yang dia berikan padaku. Dari surga, itu artinya.

10 komentar:

  1. jadi Elysia itu kucing?
    tadinya sempat menduga-duga sih. kirain jadi sepasang kekasih.
    ternyata kisah seekor kucing dengan majikannya.
    akhirnya Elysia mendapatkan majikan yang tampan dan tulus. :)

    BalasHapus
  2. Elysia gaul ya ngerti bahasa manusia coba kalo kucing gue juga gitu..
    gue bakal suruh kucing gue buat belanja .. mayan kan, beli ikan di pasar...
    gue jadi keinget komik keren yang judulnya Shibao, tentang anak anjing yang unyu.. hehe , ini versi kucingnya kalo Elysia

    BalasHapus
  3. Waaahhh cerpennya Shry.. diksinya keren... dari judulnya saya kira cerpen ttg seorang gadis... ahhh ternyata si meong yang memiliki nama yang indah... Dari Surga. Kereeeeeeeeennnn buangeeeeeeett dah:)

    BalasHapus
  4. suka banget cerpenya , endingnya mengejutkan khas cerpen cerpen yang keren aku sampai tertipu kalau ternyata elysia itu kucing :D , diksinya juga bagus :) lanjutkan kak ditunggu karya-karya selanjutnya

    BalasHapus
  5. wah keren. bahasanya udah bagus banget.
    ditunggu karya2 selanjutnya :)

    BalasHapus
  6. yaww, meaw meaww, jadi dia itu kucing? haha meaw meaw.. ceritanya gue bisa bahasa kucing juga..

    Btw bagus nih tulisannya mba

    BalasHapus
  7. hadah..kirain elysia itu orang...tapi kerenlah..bisa menyembunyikan jati diri...paling tidak bisa membohongi pembaca :)

    BalasHapus
  8. heheehehehe keren. ini berapa kata ya ? kayaknya masih masuk flash fiction :D .

    BalasHapus
  9. Ih kak shryyyy keren cerpennya. Twist-nya aku suka. Dikira ini cerita tentang sepasang kekasih beneran kekasih. Taunya kucing yang dapet majikan baik banget.

    Aku baru dua kali baca cerpen yang tokohnya bukan manusia. Pertama punya orang lain dan yang kedua punyamu. Kedua-duanya keren. Aku harus belajar buat bikin juga nih :D

    Bener-bener ngerasa dapat hadiah dari penulis di endingnya. Lanjutkan ya kak!

    BalasHapus
  10. wkwkwkw..... natipu ka'

    sempat mimisan waktu baca bagian si Elsya menjilati jidat cwoknya ..-__-
    ini adegan apaaaa...


    eh ternyata meowwww meowwww,.... huft di anjing pemirsah :D'

    BalasHapus